Anak lincah,bertubuh kecil tetapi berkelakuan besar...sedang menikmati belajar hal-hal baru

GERAKAN MAHASISWA!


 
2.1     Gerakan Mahasiswa
Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa.
Gerakan mahasiswa adalah gerakan yang berdasarkan kolektifitas sebuah komunitas intelektual yang bergerak untuk mengubah tatanan masyarakat dan bangsa ke arah yang lebih sejahtera, madani, bermoral dan sarat akan nilai-nilai kebangsaan.
Secara implisit, gerakan mahasiswa menerangkan bahwa gerakan tersebut adalah mengarah kepada sebuah konsep perubahan sosial. Dimana perubahan sosial memiliki perngertian yang berbeda harfiah tetapi mengarah kepada suatu titik yang sama. Menurut Mac Iver, perubahan sosial (social relationship) merupakan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial .
Sedangkan menurut Gillin, perubahan sosial di katakan sebagai satu variasi cara-cara hidup yang diterima dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Yang menarik adalah pendapat dari Selo Soemardjan, perubahan sosial dirumuskan sebagai segala perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan , yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pendapat terakhir dapat gunakan sebagai landasan dalam menginterpretasikan proses reformasi tahun 1998 yang merupakan salah satu gerakan mahasiswa yang paling fenomenal.
Sekilas Sejarah Pergerakan Mahasiswa Indonesia
Sejak zaman pergerakan dan kebangkitan nasionalisme, orang-orang muda yang berani dan intelektual adalah rohnya. Mulai Soekarno, Hatta, Kartini, Soetomo, Ki Hajar Dewantara dan sebagainya. Mereka memperjuangkan apa yang dianggapnya benar dan untuk kepentingan bangsanya sampai titik darah penghabisan. Hingga Indonesia merdeka sekarang ini.
Orang intelektual (mahasiswa, pelajar, serta orang terpelajar) dianggap tokoh yang membawa perubahan (agent of change). Pada artikel ini kita akan membahas gerakan mahasiswa dari masa ke masa. Secara umum pergerakan mahasiswa selalu membawa suara rakyat yang ingin perubahan. Aksi mereka murni dari dalam hati atas tidak stabilnya kondisi yang ada mulai dari politik, ekonomi, budaya, dll.
Angkatan 66, faktor penggeraknya karena keadaan politik dan ekonomi yang carut marut pada saat itu. Terjadi kudeta berdarah oleh PKI yang menyebabkan timbulnya korban dari perwira-perwira AD. Mahasiswa, pelajar, serta rakyat yang didukung AD pun bergerak dan bersatu dengan suara yang sama yang terkenal dengan TRITURA. Aksi gabungan massa ini terjadi diberbagai wilayah Indonesia. Dan menimbulkan jatuhnya korban jiwa dari mahasiswa dan rakyat. Angkatan 98, atau yang lebih dikenal dengan gerakan reformasi. Aksi ini menuntut turunnya Soeharto sebagai presiden yang telah berkuasa lebih dari 30 tahun. Dalam reformasi ini pergerakan mahasiswa berbeda dengan tahun 66. Mahasiswa, LSM, dan rakyat bersatu melawan Soeharto dan AD sebagai pendukung kelenggengan Orba (Orde Baru). Dan kemenangan pun kembali ke tangan mahasiswa dan rakyat. Dari dua dekade yang berbeda dapat kita simpulkan bahwa kalangan mahasiswa adalah agent of change. Selalu bergerak serta bersatu atas hati nurani dan keinginan memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara.
Gerakan Mahasiswa Dalam Reformasi. Reformasi dapat diartikan sebagai suatu gerakan yang ingin mengubah tatanan masyarakat secara damai. Oleh bangsa kita era sekarang merupakan suatu history of the making (sejarah yang sedang dibuat). Dimana pada pasca lengsernya Soeharto, bangsa Indonesia mengalami disintregrasi, munculnya konflik horizontal, dan masalah-masalah yang ditinggalkan rezim terdahulu.
Saat kita (mahasiswa) melawan rezim Orla dan Orba, kita dan rakyat bersatu dengan satu tekad yang menginginkan pembaharuan dan perubahan dalam arti luas. Seperti tahun 66 dan 98, orang-orang intelektual kembali kedalam lingkungan semula yaitu kampus dan sekolah. Kita kembali belajar dan juga bertindak sebagai moral force, agent of change, dan agent of social control.
Nilai lebih organisasi dalam gerakan mahasiswa hanyalah bermakna bahwa di dalam organisasi gerakan mahasiswa ditempa dan di penuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Pemahaman terhadap masyarakat problem-problem rakyatnya,
2) Pemihakan kepada rakyat-nya, dan
3) Kecakapan-kecakapan dalam tindakan mengolah massa-nya.
2.2     Problematika Bangsa
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejarah merupakan akumulasi dan kulminasi dari dialektika kondisi obyektif dengan tindakan subyektif masa-masa sebelumnya. Oleh karena itu gerakan mahasiswa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh:
1.      Perang-perang heroik dan patriotik didalam dan diluar negri; gerakan petani pada abad 19 dan buruh diawal tahun 1920-an didalam dan diluar negeri; pemberontakan-pemberontakan terhadap kolonialisme-imperialisme Belanda; munculnya kekuatan partai-partai politik di tahun 20-an.
2.      Penyebaran ideologi liberal, nasionalisme, komunisme, sosial-demokrat, dan islam.
3.      Kondisi ekonomi politik.
              Problematika bangsa merupakan masalah yang di hadapi oleh bangsa ini. Dimana banyak sekali hal-hal yang menyebabkan problem di bangsa ini dan tidak bisa diselesaikan dalam waktu sekejap.
              Problematika Negara yang sangat beragam seperti masalah ekonomi, sosial, politik, kependudukan, dan kesehatan. Merupakan akar masalah bangsa yang tidak ada habisnya dan memerlukan kebijakan yang dapat diterapkan agar masalah-masalah yang diadapibangsa ini dapat terselesaikan dengan baik.
              Bangsa ini seperti lupa bahwa sumber budaya merupakan cikal bakal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejarah telah mencatat bahwa ketika bangsa ini melakukan perlawanan terhadap penjajah, sumber budaya itu menjadi mata air inspirasi yang tak pernah kering bagi perjuangan dan perlawanan terhadap penjajah.
              Saat ini kita seperti bangsa yang lupa dan hilang percaya. Rentetan krisis multidimensi yang mengoyak tatanan sosial bermasyarakat telah menyebabkan bangsa ini kehilangan kebudayaannya. Merebaknya krisis kepercayaan terhadap pemerintah dan sesama masyarakat adalah satu contoh. Beberapa kejadian krusial, seperti teror dan kerusuhan, yang melanda Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini, merupakan satu gambaran muram wajah identitas bangsa sebagai bangsa yang beradab.
              Pengalaman pahit kita dalam bernegara adalah adanya perubahan yang menjurus pada kebablasan. Di era Orde Baru banyak oknum yang kebablasan menggunakan kekuasaan melebihi kewenangannya. Kini di era kebebasan demokrasi, banyak orang yang memanfaatkan kewenangan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Bahkan ekspresi kebebasan yang begitu bebas, sebebas-bebasnya, dalam mengemukakan pendapat atau melakukan tindakan, tak jarang telah menjurus pada anarkisme. Hal seperti ini yang kemudian oleh banyak pihak disebut sebagai demokrasi yang kebablasan.
              Kehidupan berbangsa kita pun didera krisis. Suasana berbangsa yang diwarnai hiruk-pikuk konflik kepentingan politik dan arus jaman yang berubah sangat cepat telah mengikis sendi-sendi berbudaya bangsa kita. Karakter budaya bangsa menjadi rapuh sehingga bangsa ini menjadi terlena dan lupa akan keberadaan budayanya sendiri. Pada gilirannya, keterlenaan tersebut memicu ketidakjujuran pada diri sendiri. Semua itu menjadi sumber dari kegagapan kita memaknai kebebasan. Akibatnya, selama ini kita salah dalam memahami arti kebebasan berdemokrasi. Hal itu pada akhirnya dapat mencemari mental dan moral bangsa seperti keutuhan NKRI.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.